Menjelajah Langit-Langit Keimanan dan Samudra Akhlak: Contoh Soal Aqidah Akhlak Kelas XII Semester 1 Beserta Pembahasannya

Menjelajah Langit-Langit Keimanan dan Samudra Akhlak: Contoh Soal Aqidah Akhlak Kelas XII Semester 1 Beserta Pembahasannya

Pendahuluan

Pendidikan Agama Islam, khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak, memegang peranan krusial dalam membentuk karakter dan spiritualitas peserta didik. Di bangku kelas XII, materi Aqidah Akhlak menjadi semakin mendalam, menyentuh isu-isu fundamental keimanan dan praktik etika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Semester 1 kelas XII biasanya berfokus pada penguatan akidah tentang hari akhir, pemahaman mendalam tentang akhlak terpuji dan tercela, serta adab bergaul dalam berbagai konteks sosial.

Artikel ini bertujuan untuk membantu siswa-siswi kelas XII mempersiapkan diri menghadapi ujian semester 1 mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan menyajikan contoh-contoh soal yang komprehensif, baik dalam bentuk pilihan ganda maupun esai, lengkap dengan pembahasan yang mendalam. Dengan memahami konsep di balik setiap soal, diharapkan siswa tidak hanya mampu menjawab, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pelajaran ini.

I. Akidah: Iman kepada Hari Akhir

Menjelajah Langit-Langit Keimanan dan Samudra Akhlak: Contoh Soal Aqidah Akhlak Kelas XII Semester 1 Beserta Pembahasannya

Iman kepada Hari Akhir adalah salah satu rukun iman yang sangat fundamental. Materi ini mencakup pemahaman tentang tanda-tanda kiamat, peristiwa setelah kematian hingga kehidupan di akhirat, serta hikmah di balik keyakinan ini.

A. Contoh Soal Pilihan Ganda

  1. Perhatikan pernyataan berikut:
    (1) Meninggalnya seseorang secara mendadak.
    (2) Tsunami Aceh yang menewaskan ratusan ribu jiwa.
    (3) Munculnya Dajjal.
    (4) Turunnya Nabi Isa AS.
    (5) Gunung meletus yang menghancurkan satu desa.
    Yang termasuk contoh dari Kiamat Sugra adalah…
    a. (1), (2), dan (3)
    b. (1), (2), dan (5)
    c. (2), (3), dan (4)
    d. (3), (4), dan (5)
    e. (1), (4), dan (5)

  2. Setelah seluruh manusia dibangkitkan dari kubur, mereka akan digiring ke suatu tempat yang sangat luas untuk menunggu keputusan Allah SWT. Tempat tersebut dinamakan…
    a. Yaumul Hisab
    b. Yaumul Mizan
    c. Yaumul Ba’ats
    d. Yaumul Mahsyar
    e. Yaumul Jaza’

  3. Peringatan Allah SWT dalam Al-Qur’an tentang datangnya Hari Akhir berfungsi sebagai…
    a. Ancaman bagi orang-orang kafir saja.
    b. Motivasi untuk berlomba-lomba mencari kesenangan dunia.
    c. Pengingat agar manusia selalu berbuat baik dan menjauhi maksiat.
    d. Hiburan bagi orang-orang yang tertindas.
    e. Informasi yang tidak memerlukan tindak lanjut.

  4. Proses penimbangan amal perbuatan manusia, baik amal baik maupun amal buruk, yang dilakukan di Hari Akhir disebut…
    a. Yaumul Ba’ats
    b. Yaumul Hisab
    c. Yaumul Mizan
    d. Yaumul Jaza’
    e. Yaumul Mahsyar

  5. Salah satu tanda besar (kubra) datangnya Hari Kiamat adalah…
    a. Banyaknya kejahatan dan kemaksiatan.
    b. Tersebarnya fitnah dan kebodohan.
    c. Munculnya Imam Mahdi.
    d. Sering terjadi bencana alam.
    e. Banyak wanita berpakaian tapi telanjang.

Pembahasan Pilihan Ganda:

  1. Jawaban: b. (1), (2), dan (5)

    • Pembahasan: Kiamat Sugra (kiamat kecil) adalah kehancuran atau kematian yang bersifat lokal atau individual, seperti kematian seseorang, bencana alam lokal (tsunami, gunung meletus), atau perang. Sementara itu, munculnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa AS adalah tanda-tanda Kiamat Kubra (kiamat besar) yang bersifat universal dan mengakhiri kehidupan di dunia secara total.
  2. Jawaban: d. Yaumul Mahsyar

    • Pembahasan: Yaumul Mahsyar adalah hari dikumpulkannya seluruh manusia setelah dibangkitkan dari kubur (Yaumul Ba’ats) di padang mahsyar untuk menunggu proses hisab (perhitungan amal). Yaumul Hisab adalah hari perhitungan amal, Yaumul Mizan adalah hari penimbangan amal, dan Yaumul Jaza’ adalah hari pembalasan.
  3. Jawaban: c. Pengingat agar manusia selalu berbuat baik dan menjauhi maksiat.

    • Pembahasan: Iman kepada Hari Akhir seharusnya menjadi motivasi utama bagi setiap Muslim untuk senantiasa meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT, berbuat kebaikan, dan menjauhi segala larangan-Nya, karena setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Ini bukan hanya ancaman, melainkan juga janji balasan bagi orang beriman.
  4. Jawaban: c. Yaumul Mizan

    • Pembahasan: Yaumul Mizan adalah hari di mana amal perbuatan manusia ditimbang dengan seadil-adilnya. Yaumul Hisab adalah proses perhitungan atau audit amal, sementara Yaumul Ba’ats adalah hari kebangkitan, dan Yaumul Jaza’ adalah hari pembalasan sesuai hasil hisab dan mizan.
  5. Jawaban: c. Munculnya Imam Mahdi.

    • Pembahasan: Tanda-tanda kiamat dibagi menjadi tanda kecil (sughra) dan tanda besar (kubra). Tanda-tanda kecil sudah banyak terjadi dan terus bermunculan, seperti maraknya kejahatan, fitnah, dan bencana alam. Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa AS, terbitnya matahari dari barat, dan keluarnya Ya’juj Ma’juj adalah beberapa tanda besar kiamat yang akan terjadi menjelang kehancuran total alam semesta.

B. Contoh Soal Esai

  1. Jelaskan perbedaan mendasar antara Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra, serta berikan masing-masing dua contohnya!
  2. Sebutkan dan jelaskan tiga hikmah beriman kepada Hari Akhir bagi seorang Muslim dalam menjalani kehidupannya!
  3. Uraikan secara singkat alur perjalanan ruh manusia dari alam kubur hingga masuk surga atau neraka!

Pembahasan Esai:

  1. Perbedaan Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra:

    • Kiamat Sugra (Kiamat Kecil): Merupakan kehancuran atau kematian yang bersifat parsial, lokal, atau individual. Ini adalah peristiwa yang dialami oleh sebagian kecil makhluk atau sebagian kecil alam semesta.
      • Contoh: Kematian seseorang (setiap individu mengalami kiamat kecilnya sendiri), bencana alam lokal seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus yang menghancurkan suatu wilayah, atau wabah penyakit.
    • Kiamat Kubra (Kiamat Besar): Merupakan kehancuran total dan menyeluruh alam semesta beserta isinya. Semua makhluk hidup akan mati, dan bumi serta langit akan hancur lebur, menandai berakhirnya kehidupan duniawi dan dimulainya kehidupan akhirat.
      • Contoh: Tiupan sangkakala pertama oleh Malaikat Israfil yang memusnahkan semua makhluk hidup, terbitnya matahari dari barat, hancurnya gunung-gunung dan planet-planet.
  2. Tiga Hikmah Beriman kepada Hari Akhir:

    • Meningkatkan Ketakwaan: Keyakinan akan adanya pertanggungjawaban di Hari Akhir mendorong seorang Muslim untuk selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan, perkataan, dan pikiran. Ia akan termotivasi untuk senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, karena sadar bahwa setiap amal akan dibalas.
    • Menumbuhkan Sikap Zuhud (Tidak Terlalu Mencintai Dunia): Dengan meyakini bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan ada kehidupan yang abadi di akhirat, seorang Muslim tidak akan terlalu terikat pada gemerlap dunia. Ia akan lebih fokus pada amal ibadah dan mempersiapkan bekal untuk akhirat, tanpa mengabaikan kebutuhan duniawi secara proporsional.
    • Mendorong Semangat Beramal Saleh dan Sabar: Keimanan pada Hari Akhir akan memacu seseorang untuk senantiasa beramal saleh, baik dalam bentuk ibadah mahdhah maupun muamalah. Selain itu, keyakinan akan adanya balasan yang adil di akhirat akan menjadikannya lebih sabar menghadapi cobaan dan kesulitan hidup, karena ia percaya bahwa setiap kesabaran akan diganjar pahala yang besar.
  3. Alur Perjalanan Ruh Manusia dari Alam Kubur hingga Surga/Neraka:

    • Alam Barzakh (Alam Kubur): Setelah kematian, ruh manusia akan memasuki alam barzakh, yaitu alam penantian antara dunia dan akhirat. Di alam ini, ruh akan merasakan nikmat kubur bagi orang beriman atau siksa kubur bagi orang yang durhaka, hingga datangnya Hari Kiamat.
    • Yaumul Ba’ats (Hari Kebangkitan): Pada tiupan sangkakala kedua, seluruh manusia dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman akan dibangkitkan dari kuburnya dalam kondisi yang beragam sesuai amal perbuatannya di dunia.
    • Yaumul Mahsyar (Hari Pengumpulan): Setelah dibangkitkan, seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar, sebuah dataran yang sangat luas, untuk menunggu proses selanjutnya.
    • Yaumul Hisab (Hari Perhitungan): Di Padang Mahsyar, setiap amal perbuatan manusia akan dihitung dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, sekecil apapun itu.
    • Yaumul Mizan (Hari Penimbangan): Setelah dihisab, amal baik dan buruk manusia akan ditimbang pada timbangan yang adil. Hasil timbangan ini akan menentukan apakah seseorang akan menuju surga atau neraka.
    • Ash-Shirath (Jembatan Shirath): Setelah Mizan, manusia akan melewati jembatan Shirath yang terbentang di atas neraka Jahanam. Kecepatan dan kemudahan seseorang melintasi Shirath sangat bergantung pada amal salehnya di dunia.
    • Surga atau Neraka: Bagi mereka yang berhasil melewati Shirath dan timbangan amalnya berat pada kebaikan, mereka akan masuk surga. Sebaliknya, bagi yang gagal melewati Shirath atau timbangan amalnya berat pada keburukan, mereka akan masuk neraka.

II. Akhlak Terpuji (Husnuzan, Tawadhu, Tasamuh, Ta’awun)

Bagian ini membahas tentang beberapa akhlak mulia yang wajib dimiliki seorang Muslim untuk menciptakan pribadi yang baik dan masyarakat yang harmonis.

A. Contoh Soal Pilihan Ganda

  1. Sikap berbaik sangka kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain disebut…
    a. Tawadhu
    b. Tasamuh
    c. Husnuzan
    d. Ta’awun
    e. Qana’ah

  2. Rina selalu bersyukur atas rezeki yang diterimanya, tidak pernah mengeluh, dan selalu merasa cukup. Ia juga selalu menghargai orang lain tanpa memandang status sosialnya. Sikap Rina ini mencerminkan akhlak…
    a. Ta’awun
    b. Husnuzan
    c. Tawadhu
    d. Tasamuh
    e. Syukur

  3. Dalam sebuah musyawarah, meskipun pendapatnya tidak diterima, Budi tetap menghargai keputusan bersama dan tidak memaksakan kehendaknya. Sikap Budi ini menunjukkan…
    a. Tawadhu
    b. Husnuzan
    c. Tasamuh
    d. Ta’awun
    e. Ikhtiar

  4. Kerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan, seperti gotong royong membersihkan masjid atau membantu korban bencana alam, merupakan implementasi dari akhlak…
    a. Tasamuh
    b. Tawadhu
    c. Husnuzan
    d. Ta’awun
    e. Amanah

  5. Orang yang memiliki sikap tawadhu akan senantiasa…
    a. Merasa paling benar sendiri.
    b. Merendahkan orang lain.
    c. Menghargai dan menghormati sesama.
    d. Membanggakan diri di hadapan orang lain.
    e. Menuntut dihormati oleh orang lain.

Pembahasan Pilihan Ganda:

  1. Jawaban: c. Husnuzan

    • Pembahasan: Husnuzan berarti berprasangka baik. Ini adalah sikap dasar yang penting dalam berinteraksi dengan Allah (dengan meyakini segala ketetapan-Nya adalah yang terbaik), dengan diri sendiri (percaya pada potensi diri), dan dengan orang lain (tidak mudah menuduh atau curiga).
  2. Jawaban: c. Tawadhu

    • Pembahasan: Meskipun ada elemen syukur dan qana’ah dalam deskripsi, kunci jawabannya terletak pada "selalu menghargai orang lain tanpa memandang status sosialnya" dan tidak mengeluh. Ini adalah inti dari tawadhu (rendah hati), yaitu tidak merasa lebih tinggi dari orang lain dan mampu menempatkan diri dengan baik.
  3. Jawaban: c. Tasamuh

    • Pembahasan: Tasamuh adalah toleransi atau sikap lapang dada dalam menghadapi perbedaan, termasuk perbedaan pendapat. Menghargai keputusan bersama meskipun berbeda dengan pandangan pribadi adalah contoh nyata dari tasamuh.
  4. Jawaban: d. Ta’awun

    • Pembahasan: Ta’awun adalah saling menolong atau bekerja sama dalam hal kebaikan dan ketakwaan. Contoh-contoh yang disebutkan (membersihkan masjid, membantu korban bencana) adalah bentuk nyata dari ta’awun.
  5. Jawaban: c. Menghargai dan menghormati sesama.

    • Pembahasan: Tawadhu (rendah hati) adalah lawan dari takabur (sombong). Orang yang tawadhu tidak akan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, sehingga ia akan menghargai dan menghormati siapa pun tanpa memandang latar belakangnya.

B. Contoh Soal Esai

  1. Bagaimana cara menumbuhkan sikap husnuzan kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan hidup?
  2. Jelaskan perbedaan antara tawadhu dan merendahkan diri yang tidak pada tempatnya!
  3. Berikan tiga contoh konkret penerapan akhlak tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultural!

Pembahasan Esai:

  1. Cara Menumbuhkan Husnuzan kepada Allah SWT dalam Menghadapi Cobaan:

    • Meyakini Takdir Allah: Pahami bahwa setiap cobaan yang datang adalah bagian dari takdir Allah yang telah ditetapkan dan pasti memiliki hikmah di baliknya, meskipun belum terlihat saat ini.
    • Mengingat Janji Allah: Ingatlah janji Allah dalam Al-Qur’an bahwa "sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah: 5-6) dan bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya melainkan sesuai kesanggupannya.
    • Refleksi Diri: Anggap cobaan sebagai ujian untuk meningkatkan kualitas diri, menghapus dosa, atau mengangkat derajat. Husnuzan kepada Allah berarti meyakini bahwa Allah tidak akan menguji melebihi kemampuan hamba-Nya dan setiap ujian pasti ada jalan keluarnya.
    • Banyak Berdoa dan Berdzikir: Mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan dzikir dapat menenangkan hati dan menguatkan keyakinan bahwa Allah senantiasa bersama hamba-Nya yang bersabar.
  2. Perbedaan Tawadhu dan Merendahkan Diri yang Tidak Pada Tempatnya:

    • Tawadhu (Rendah Hati): Adalah sikap mulia di mana seseorang tidak menyombongkan diri, tidak merasa lebih unggul dari orang lain, menghargai sesama, dan mengakui bahwa segala kelebihan yang dimiliki berasal dari Allah. Tawadhu tidak berarti merendahkan diri secara fisik atau mental, melainkan menempatkan diri secara proporsional dan tidak berlebihan dalam memuji diri sendiri atau meremehkan orang lain. Ini adalah bentuk kerendahan hati yang disertai dengan harga diri dan martabat.
    • Merendahkan Diri yang Tidak Pada Tempatnya: Adalah sikap di mana seseorang sengaja menampilkan diri seolah-olah tidak mampu, tidak berharga, atau tidak memiliki potensi, padahal sebenarnya ia mampu atau memiliki potensi. Ini bisa menjadi bentuk kemunafikan, kurangnya percaya diri, atau bahkan mencari simpati dengan cara yang tidak jujur. Ini juga bisa berarti mengorbankan kehormatan diri atau agama demi kepentingan yang rendah. Tawadhu adalah akhlak yang terpuji, sedangkan merendahkan diri secara berlebihan bisa menjadi tercela karena tidak jujur pada diri sendiri dan bisa menjauhkan dari potensi yang Allah berikan.
  3. Tiga Contoh Konkret Penerapan Akhlak Tasamuh:

    • Menghormati Perayaan Hari Besar Agama Lain: Memberi ucapan selamat (jika tidak bertentangan dengan keyakinan), tidak mengganggu jalannya ibadah atau perayaan agama lain, dan menjaga ketertiban umum saat mereka merayakan hari besar mereka.
    • Menerima Perbedaan Pendapat dalam Musyawarah: Meskipun memiliki pandangan yang berbeda, seseorang tetap mendengarkan dengan seksama, menghargai argumen lawan bicara, dan bersedia menerima keputusan mayoritas yang telah disepakati bersama.
    • Berinteraksi Sosial Tanpa Memandang SARA: Berteman, bekerja sama, dan bergotong royong dengan siapa pun tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan, selama dalam koridor kebaikan dan tidak melanggar syariat agama masing-masing.

III. Akhlak Tercela (Riya, Sum’ah, Ujub, Takabur)

Bagian ini membahas tentang akhlak-akhlak buruk yang harus dihindari karena dapat merusak amal ibadah dan merendahkan martabat seseorang.

A. Contoh Soal Pilihan Ganda

  1. Melakukan amal kebaikan atau ibadah dengan tujuan agar dilihat dan dipuji oleh orang lain disebut…
    a. Ujub
    b. Takabur
    c. Sum’ah
    d. Riya
    e. Dengki

  2. Seseorang yang menceritakan amal kebaikannya kepada orang lain dengan harapan mendapatkan pujian atau pengakuan, meskipun awalnya ia tidak berniat demikian saat melakukannya, tergolong dalam perbuatan…
    a. Riya
    b. Ujub
    c. Sum’ah
    d. Takabur
    e. Hasad

  3. Merasa bangga dan kagum terhadap diri sendiri atas kelebihan atau amal yang telah dilakukan, tanpa menyadari bahwa semua itu adalah karunia dari Allah SWT, disebut…
    a. Takabur
    b. Riya
    c. Sum’ah
    d. Ujub
    e. Ghibah

  4. Orang yang memiliki sikap takabur cenderung akan…
    a. Merendahkan diri di hadapan orang lain.
    b. Menghargai pendapat orang lain.
    c. Merasa dirinya paling benar dan meremehkan orang lain.
    d. Bersyukur atas nikmat yang didapat.
    e. Meminta maaf atas kesalahannya.

  5. Dampak paling berbahaya dari akhlak riya dan sum’ah adalah…
    a. Membuat seseorang menjadi kaya raya.
    b. Menghilangkan pahala amal kebaikan yang telah dilakukan.
    c. Mendapatkan banyak teman.
    d. Meningkatkan popularitas di mata manusia.
    e. Membuat hidup lebih bahagia.

Pembahasan Pilihan Ganda:

  1. Jawaban: d. Riya

    • Pembahasan: Riya adalah melakukan ibadah atau amal kebaikan agar dilihat dan dipuji orang lain. Ini adalah bentuk syirik kecil yang sangat merusak pahala amal.
  2. Jawaban: c. Sum’ah

    • Pembahasan: Sum’ah adalah menceritakan atau memperdengarkan amal kebaikan yang telah dilakukan agar didengar dan dipuji orang lain, meskipun awalnya amal tersebut dilakukan dengan ikhlas. Perbedaannya dengan riya adalah riya terjadi saat melakukan amal, sementara sum’ah terjadi setelah amal dilakukan.
  3. Jawaban: d. Ujub

    • Pembahasan: Ujub adalah merasa bangga atau kagum pada diri sendiri atas kelebihan yang dimiliki atau amal yang telah dilakukan, tanpa menyadari bahwa semua itu berasal dari karunia Allah. Ujub adalah pintu gerbang menuju takabur.
  4. Jawaban: c. Merasa dirinya paling benar dan meremehkan orang lain.

    • Pembahasan: Takabur (sombong) adalah merasa diri lebih tinggi, lebih hebat, atau lebih benar dari orang lain, sehingga cenderung meremehkan dan menolak kebenaran. Ini adalah akhlak tercela yang sangat dibenci Allah.
  5. Jawaban: b. Menghilangkan pahala amal kebaikan yang telah dilakukan.

    • Pembahasan: Riya dan sum’ah adalah penyakit hati yang dapat menggugurkan pahala amal kebaikan, karena amal tersebut tidak dilakukan semata-mata karena Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian manusia.

B. Contoh Soal Esai

  1. Jelaskan perbedaan mendasar antara riya dan sum’ah, serta berikan masing-masing satu contohnya!
  2. Mengapa sikap ujub seringkali disebut sebagai awal mula dari takabur? Jelaskan!
  3. Sebutkan tiga cara efektif untuk menghindari akhlak tercela takabur!

Pembahasan Esai:

  1. Perbedaan Riya dan Sum’ah:

    • Riya: Adalah melakukan suatu amal atau ibadah dengan tujuan agar dilihat dan dipuji oleh orang lain, sejak awal amal itu dikerjakan. Niat beramal sudah tercampur dengan keinginan mendapatkan pengakuan manusia.
      • Contoh: Seorang santri membaca Al-Qur’an dengan suara keras dan merdu di depan banyak orang, bukan semata-mata karena Allah, tetapi agar orang lain memuji suaranya atau menganggapnya ahli Al-Qur’an.
    • Sum’ah: Adalah menceritakan atau memperdengarkan amal kebaikan yang telah dilakukan kepada orang lain, setelah amal itu selesai dikerjakan, dengan tujuan agar didengar dan dipuji. Awalnya amal dilakukan dengan ikhlas, namun kemudian ia terdorong untuk menceritakannya demi mendapatkan pengakuan.
      • Contoh: Seseorang bersedekah secara diam-diam, namun beberapa hari kemudian ia menceritakan kepada teman-temannya bahwa ia baru saja bersedekah dalam jumlah besar, dengan harapan dipuji sebagai orang dermawan.
  2. Ujub sebagai Awal Mula Takabur:

    • Ujub adalah perasaan bangga dan kagum pada diri sendiri atas kelebihan atau amal baik yang dimiliki, tanpa mengingat bahwa semua itu adalah karunia dan pertolongan dari Allah SWT. Ketika seseorang merasa ujub, ia mulai melihat dirinya sebagai sumber kebaikan atau keberhasilan tersebut.
    • Dari perasaan ujub ini, muncullah pemikiran bahwa dirinya lebih hebat, lebih pintar, atau lebih baik dari orang lain. Jika perasaan ini terus dipelihara dan tidak segera disadari sebagai karunia Allah, maka akan berkembang menjadi takabur. Takabur adalah perasaan sombong yang menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Ujub adalah internal (bangga pada diri sendiri), sedangkan takabur adalah eksternal (menunjukkannya dengan merendahkan orang lain). Oleh karena itu, ujub sering disebut sebagai langkah pertama menuju kesombongan (takabur).
  3. Tiga Cara Efektif Menghindari Takabur:

    • Meningkatkan Rasa Syukur dan Mengingat Asal Usul Diri: Sadari bahwa segala kelebihan, kekuatan, atau nikmat yang dimiliki adalah murni anugerah dari Allah SWT. Ingatlah bahwa manusia berasal dari setetes air mani yang hina dan akan kembali menjadi tanah. Perbanyaklah bersyukur kepada Allah atas segala karunia-Nya.
    • Memperbanyak Tadabbur Al-Qur’an dan Hadits: Mempelajari dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an serta hadits-hadits Nabi yang banyak mencela sifat sombong dan memuji kerendahan hati. Ini akan menumbuhkan kesadaran akan bahaya takabur dan pentingnya tawadhu.
    • Bergaul dengan Orang-Orang Saleh dan Rendah Hati: Lingkungan pergaulan sangat berpengaruh. Dengan berinteraksi dengan orang-orang yang tawadhu dan berilmu, seseorang akan termotivasi untuk meneladani sifat-sifat baik mereka dan menjauhi sifat sombong. Serta, selalu mengingat kematian dan kehidupan akhirat, karena di sana tidak ada lagi kesombongan.

IV. Adab Bergaul (dengan Orang Tua, Guru, Teman, Masyarakat)

Adab adalah cerminan akhlak seseorang. Bagian ini menekankan pentingnya adab dalam berbagai interaksi sosial.

A. Contoh Soal Pilihan Ganda

  1. Berikut ini adalah bentuk adab yang benar terhadap orang tua, kecuali…
    a. Berbicara dengan nada suara yang lembut.
    b. Membantu pekerjaan rumah tangga.
    c. Menuruti semua perintahnya tanpa mempertimbangkan syariat.
    d. Mendoakan kebaikan bagi keduanya.
    e. Meminta izin sebelum melakukan sesuatu.

  2. Ketika bertemu guru di jalan, adab yang paling tepat bagi seorang murid adalah…
    a. Berpura-pura tidak melihat.
    b. Menyapa dengan hormat dan mengucapkan salam.
    c. Langsung berlari menjauh.
    d. Memanggil dengan sebutan nama saja.
    e. Menunggunya menyapa terlebih dahulu.

  3. Salah satu ciri teman yang baik dalam Islam adalah…
    a. Selalu membenarkan semua perkataan kita.
    b. Mengajak pada hal-hal yang menyenangkan meskipun melanggar syariat.
    c. Mengingatkan ketika kita berbuat salah dan mengajak pada kebaikan.
    d. Hanya mau berteman jika kita memiliki banyak harta.
    e. Sering membicarakan keburukan orang lain bersama.

  4. Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap yang paling tepat untuk menciptakan kerukunan adalah…
    a. Menganggap kelompok sendiri paling benar.
    b. Menghindari interaksi dengan kelompok lain.
    c. Saling menghormati dan bekerja sama dalam kebaikan.
    d. Memaksakan kehendak agar orang lain mengikuti.
    e. Acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar.

  5. Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) disebutkan dalam Al-Qur’an setelah perintah untuk…
    a. Menjalankan salat lima waktu.
    b. Menunaikan zakat.
    c. Berpuasa di bulan Ramadan.
    d. Bertauhid (menyembah Allah semata).
    e. Menuntut ilmu.

Pembahasan Pilihan Ganda:

  1. **Jawaban: c. Menuruti semua perintahnya tanpa
Share your love

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *