Menjelajahi Akuntansi Sekolah: Contoh Soal AS Semester 1 Kelas 12 Beserta Pembahasan Lengkap
Akuntansi adalah bahasa bisnis, dan bagi siswa kelas 12, Akuntansi Sekolah (AS) di semester 1 adalah gerbang menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana entitas bisnis beroperasi, mencatat transaksi, dan menyajikan informasi keuangannya. Materi di kelas 12 seringkali membangun fondasi dari kelas 10 dan 11, namun dengan tingkat kompleksitas dan detail yang lebih tinggi, terutama terkait perusahaan dagang, aktiva tetap, utang, dan ekuitas perusahaan.
Artikel ini akan menyajikan contoh-contoh soal Akuntansi Sekolah untuk semester 1 kelas 12 yang mencakup topik-topik kunci, dilengkapi dengan pembahasan langkah demi langkah. Tujuan utamanya adalah membantu siswa memahami konsep, menguasai teknik perhitungan, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan lebih percaya diri.
Pendahuluan: Mengapa Akuntansi Kelas 12 Penting?
Di kelas 12, fokus Akuntansi Sekolah bergeser ke entitas bisnis yang lebih kompleks, seperti perusahaan dagang dan pengenalan dasar-dasar perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT). Siswa akan belajar tentang perlakuan akuntansi untuk persediaan barang dagang, penyusutan aktiva tetap, jenis-jenis utang, serta struktur ekuitas perusahaan. Pemahaman yang kuat di semester ini sangat krusial, tidak hanya untuk nilai akhir, tetapi juga sebagai bekal jika Anda berencana melanjutkan studi di bidang ekonomi, bisnis, atau akuntansi.
Mari kita selami contoh-contoh soalnya!
I. Persediaan Barang Dagang (Inventory)
Persediaan barang dagang adalah aset lancar yang paling signifikan bagi perusahaan dagang. Penentuan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) sangat memengaruhi laporan laba rugi dan neraca. Dua metode pencatatan persediaan yang umum adalah Perpetual dan Periodik, serta metode penilaian FIFO (First-In, First-Out) dan Average (Rata-Rata).
Contoh Soal 1: Penilaian Persediaan Metode FIFO Perpetual
PT "Cahaya Indah" menjual lampu hias. Berikut adalah data transaksi persediaan lampu hias tipe "Luxor" selama bulan Januari 2024:
- 1 Januari: Persediaan awal 100 unit @ Rp100.000
- 5 Januari: Pembelian 200 unit @ Rp110.000
- 10 Januari: Penjualan 150 unit
- 15 Januari: Pembelian 150 unit @ Rp120.000
- 20 Januari: Penjualan 250 unit
- 25 Januari: Pembelian 100 unit @ Rp125.000
Diminta:
- Hitung HPP untuk penjualan tanggal 10 dan 20 Januari menggunakan metode FIFO Perpetual.
- Tentukan nilai persediaan akhir per 31 Januari 2024.
- Buat jurnal transaksi pembelian dan penjualan (asumsi penjualan kredit).
Pembahasan Contoh Soal 1:
Untuk metode Perpetual, kita menggunakan kartu persediaan yang mencatat setiap keluar masuknya barang dan nilai persediaannya secara real-time.
Kartu Persediaan (FIFO Perpetual):
Tanggal | Keterangan | Masuk (Unit) | Harga Pokok (Rp) | Jumlah (Rp) | Keluar (Unit) | Harga Pokok (Rp) | Jumlah (Rp) | Saldo (Unit) | Harga Pokok (Rp) | Jumlah (Rp) |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 Jan | Persediaan Awal | 100 | 100.000 | 10.000.000 | ||||||
5 Jan | Pembelian | 200 | 110.000 | 22.000.000 | 100 | 100.000 | 10.000.000 | |||
200 | 110.000 | 22.000.000 | ||||||||
10 Jan | Penjualan (150 unit) | 100 | 100.000 | 10.000.000 | 150 | 110.000 | 16.500.000 | |||
50 | 110.000 | 5.500.000 | ||||||||
HPP 10 Jan | 15.500.000 | |||||||||
15 Jan | Pembelian | 150 | 120.000 | 18.000.000 | 150 | 110.000 | 16.500.000 | |||
150 | 120.000 | 18.000.000 | ||||||||
20 Jan | Penjualan (250 unit) | 150 | 110.000 | 16.500.000 | 50 | 120.000 | 6.000.000 | |||
100 | 120.000 | 12.000.000 | ||||||||
HPP 20 Jan | 28.500.000 | |||||||||
25 Jan | Pembelian | 100 | 125.000 | 12.500.000 | 50 | 120.000 | 6.000.000 | |||
100 | 125.000 | 12.500.000 |
Jawaban:
-
Total HPP untuk penjualan:
- HPP 10 Januari = Rp15.500.000
- HPP 20 Januari = Rp28.500.000
- Total HPP = Rp15.500.000 + Rp28.500.000 = Rp44.000.000
-
Nilai Persediaan Akhir per 31 Januari 2024:
- 50 unit @ Rp120.000 = Rp6.000.000
- 100 unit @ Rp125.000 = Rp12.500.000
- Total Persediaan Akhir = Rp18.500.000
-
Jurnal Transaksi (Asumsi Harga Jual 150% dari HPP):
-
5 Januari (Pembelian 200 unit @ Rp110.000):
- (D) Persediaan Barang Dagang Rp22.000.000
- (K) Kas/Utang Dagang Rp22.000.000
-
10 Januari (Penjualan 150 unit):
- Harga Jual: Rp15.500.000 * 150% = Rp23.250.000
- (D) Piutang Dagang Rp23.250.000
- (K) Penjualan Rp23.250.000
- (D) Harga Pokok Penjualan Rp15.500.000
- (K) Persediaan Barang Dagang Rp15.500.000
-
15 Januari (Pembelian 150 unit @ Rp120.000):
- (D) Persediaan Barang Dagang Rp18.000.000
- (K) Kas/Utang Dagang Rp18.000.000
-
20 Januari (Penjualan 250 unit):
- Harga Jual: Rp28.500.000 * 150% = Rp42.750.000
- (D) Piutang Dagang Rp42.750.000
- (K) Penjualan Rp42.750.000
- (D) Harga Pokok Penjualan Rp28.500.000
- (K) Persediaan Barang Dagang Rp28.500.000
-
25 Januari (Pembelian 100 unit @ Rp125.000):
- (D) Persediaan Barang Dagang Rp12.500.000
- (K) Kas/Utang Dagang Rp12.500.000
-
Contoh Soal 2: Penilaian Persediaan Metode Average Periodik
Menggunakan data transaksi PT "Cahaya Indah" di atas, tetapi kali ini diminta menggunakan metode Average Periodik.
Diminta:
- Hitung HPP untuk periode Januari 2024 menggunakan metode Average Periodik.
- Tentukan nilai persediaan akhir per 31 Januari 2024.
Pembahasan Contoh Soal 2:
Metode Average Periodik menghitung rata-rata tertimbang dari seluruh barang yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut (persediaan awal + pembelian).
1. Data Barang Tersedia untuk Dijual:
- Persediaan Awal: 100 unit @ Rp100.000 = Rp10.000.000
- Pembelian 5 Jan: 200 unit @ Rp110.000 = Rp22.000.000
- Pembelian 15 Jan: 150 unit @ Rp120.000 = Rp18.000.000
- Pembelian 25 Jan: 100 unit @ Rp125.000 = Rp12.500.000
- Total Unit Tersedia = 100 + 200 + 150 + 100 = 550 unit
- Total Biaya Tersedia = Rp10.000.000 + Rp22.000.000 + Rp18.000.000 + Rp12.500.000 = Rp62.500.000
2. Harga Pokok Rata-Rata per Unit:
- Harga Pokok Rata-Rata = Total Biaya Tersedia / Total Unit Tersedia
- Harga Pokok Rata-Rata = Rp62.500.000 / 550 unit = Rp113.636,36 (dibulatkan)
3. Total Unit Terjual:
- Penjualan 10 Jan: 150 unit
- Penjualan 20 Jan: 250 unit
- Total Unit Terjual = 150 + 250 = 400 unit
4. Perhitungan HPP dan Persediaan Akhir:
- HPP = Total Unit Terjual x Harga Pokok Rata-Rata
- HPP = 400 unit x Rp113.636,36 = Rp45.454.544
- Unit Persediaan Akhir = Total Unit Tersedia – Total Unit Terjual
- Unit Persediaan Akhir = 550 unit – 400 unit = 150 unit
- Nilai Persediaan Akhir = Unit Persediaan Akhir x Harga Pokok Rata-Rata
- Nilai Persediaan Akhir = 150 unit x Rp113.636,36 = Rp17.045.454
Penting: Perbedaan antara metode FIFO dan Average, serta Perpetual dan Periodik, terletak pada kapan dan bagaimana HPP serta nilai persediaan dihitung. FIFO cenderung menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dan persediaan akhir yang lebih besar di masa inflasi, sedangkan Average akan menghasilkan nilai di antara keduanya.
II. Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi bisnis untuk jangka waktu lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Konsep penting dalam aktiva tetap adalah penyusutan (depresiasi), yaitu alokasi biaya perolehan aktiva tetap menjadi beban selama masa manfaatnya.
Contoh Soal 3: Akuisisi, Penyusutan, dan Pelepasan Aktiva Tetap
PT "Maju Bersama" membeli sebuah mesin pada tanggal 1 Juli 2021 dengan harga perolehan Rp200.000.000. Estimasi masa manfaat mesin adalah 5 tahun dengan nilai sisa Rp20.000.000. Perusahaan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) untuk penyusutan.
Diminta:
- Hitung beban penyusutan tahunan.
- Buat jurnal penyesuaian penyusutan untuk tahun 2021, 2022, dan 2023.
- Asumsikan pada tanggal 30 September 2024, mesin tersebut dijual dengan harga Rp80.000.000 tunai. Buat jurnal pelepasan aktiva tetap tersebut.
Pembahasan Contoh Soal 3:
1. Perhitungan Beban Penyusutan Tahunan (Metode Garis Lurus):
- Biaya yang disusutkan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
- Biaya yang disusutkan = Rp200.000.000 – Rp20.000.000 = Rp180.000.000
- Beban Penyusutan Tahunan = Biaya yang disusutkan / Masa Manfaat
- Beban Penyusutan Tahunan = Rp180.000.000 / 5 tahun = Rp36.000.000 per tahun
2. Jurnal Penyesuaian Penyusutan:
-
Untuk Tahun 2021 (1 Juli – 31 Desember = 6 bulan):
- Beban Penyusutan 2021 = Rp36.000.000 x (6/12) = Rp18.000.000
- Jurnal 31 Desember 2021:
- (D) Beban Penyusutan Mesin Rp18.000.000
- (K) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp18.000.000
-
Untuk Tahun 2022 (12 bulan penuh):
- Beban Penyusutan 2022 = Rp36.000.000
- Jurnal 31 Desember 2022:
- (D) Beban Penyusutan Mesin Rp36.000.000
- (K) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp36.000.000
-
Untuk Tahun 2023 (12 bulan penuh):
- Beban Penyusutan 2023 = Rp36.000.000
- Jurnal 31 Desember 2023:
- (D) Beban Penyusutan Mesin Rp36.000.000
- (K) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp36.000.000
3. Jurnal Pelepasan Aktiva Tetap (30 September 2024):
Langkah-langkah:
a. Hitung penyusutan hingga tanggal penjualan.
b. Hitung total akumulasi penyusutan.
c. Hitung nilai buku aktiva.
d. Bandingkan nilai buku dengan harga jual untuk menentukan laba/rugi.
e. Buat jurnal.
-
a. Penyusutan hingga 30 September 2024 (9 bulan):
- Beban Penyusutan 2024 = Rp36.000.000 x (9/12) = Rp27.000.000
- Jurnal 30 September 2024 (sebelum penjualan):
- (D) Beban Penyusutan Mesin Rp27.000.000
- (K) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp27.000.000
-
b. Total Akumulasi Penyusutan hingga 30 September 2024:
- Akumulasi Penyusutan = Rp18.000.000 (2021) + Rp36.000.000 (2022) + Rp36.000.000 (2023) + Rp27.000.000 (2024)
- Akumulasi Penyusutan = Rp117.000.000
-
c. Nilai Buku Mesin per 30 September 2024:
- Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
- Nilai Buku = Rp200.000.000 – Rp117.000.000 = Rp83.000.000
-
d. Laba/Rugi Penjualan:
- Harga Jual = Rp80.000.000
- Nilai Buku = Rp83.000.000
- Rugi Penjualan = Nilai Buku – Harga Jual = Rp83.000.000 – Rp80.000.000 = Rp3.000.000
-
e. Jurnal Pelepasan 30 September 2024:
- (D) Kas Rp80.000.000
- (D) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp117.000.000
- (D) Rugi Penjualan Aktiva Tetap Rp3.000.000
- (K) Mesin Rp200.000.000
III. Utang Jangka Pendek & Jangka Panjang
Utang (Liabilitas) adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari transaksi masa lalu dan harus dilunasi di masa depan. Utang dibagi menjadi jangka pendek (dilunasi dalam 1 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
Contoh Soal 4: Utang Wesel dan Bunga
Pada tanggal 1 Oktober 2023, PT "Sejahtera Abadi" meminjam uang dari bank sebesar Rp100.000.000 dengan menerbitkan wesel bayar 6 bulan, bunga 12% per tahun. Bunga dan pokok wesel dibayar saat jatuh tempo.
Diminta:
- Buat jurnal pada tanggal 1 Oktober 2023 (penerbitan wesel).
- Buat jurnal penyesuaian untuk bunga akrual pada 31 Desember 2023.
- Buat jurnal pembayaran wesel dan bunga pada tanggal jatuh tempo (1 April 2024).
Pembahasan Contoh Soal 4:
1. Jurnal 1 Oktober 2023 (Penerbitan Wesel):
- (D) Kas Rp100.000.000
- (K) Utang Wesel Rp100.000.000
2. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2023 (Bunga Akrual):
- Periode bunga yang terutang: 1 Oktober – 31 Desember = 3 bulan.
- Bunga = Pokok Pinjaman x Tingkat Bunga x Waktu
- Bunga = Rp100.000.000 x 12% x (3/12) = Rp3.000.000
- Jurnal 31 Desember 2023:
- (D) Beban Bunga Rp3.000.000
- (K) Utang Bunga Rp3.000.000
3. Jurnal Pembayaran Wesel dan Bunga 1 April 2024:
- Bunga total untuk 6 bulan = Rp100.000.000 x 12% x (6/12) = Rp6.000.000
- Bunga yang sudah diakui di 2023 = Rp3.000.000
- Bunga untuk 2024 (Jan – Mar = 3 bulan) = Rp6.000.000 – Rp3.000.000 = Rp3.000.000
- Jurnal 1 April 2024:
- (D) Utang Wesel Rp100.000.000
- (D) Utang Bunga Rp3.000.000 (untuk bunga 2023)
- (D) Beban Bunga Rp3.000.000 (untuk bunga 2024)
- (K) Kas Rp106.000.000
Contoh Soal 5: Obligasi (Bonds Payable)
Pada 1 Januari 2024, PT "Harapan Jaya" menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp500.000.000, tingkat bunga kupon 10% dibayar setiap 1 Juli dan 1 Januari. Obligasi jatuh tempo dalam 5 tahun. Obligasi dijual dengan harga Rp480.000.000 (disagio).
Diminta:
- Buat jurnal penerbitan obligasi pada 1 Januari 2024.
- Buat jurnal pembayaran bunga pada 1 Juli 2024.
- Buat jurnal penyesuaian amortisasi disagio pada 31 Desember 2024 menggunakan metode garis lurus.
Pembahasan Contoh Soal 5:
1. Jurnal Penerbitan Obligasi 1 Januari 2024:
- Harga Jual Obligasi = Rp480.000.000
- Nilai Nominal Obligasi = Rp500.000.000
- Disagio Obligasi = Rp500.000.000 – Rp480.000.000 = Rp20.000.000
- Jurnal 1 Januari 2024:
- (D) Kas Rp480.000.000
- (D) Disagio Obligasi Rp20.000.000
- (K) Utang Obligasi Rp500.000.000
2. Jurnal Pembayaran Bunga 1 Juli 2024:
- Bunga Kupon Tahunan = Rp500.000.000 x 10% = Rp50.000.000
- Pembayaran Bunga Semi-tahunan (per 6 bulan) = Rp50.000.000 / 2 = Rp25.000.000
- Jurnal 1 Juli 2024:
- (D) Beban Bunga Rp25.000.000
- (K) Kas Rp25.000.000
3. Jurnal Penyesuaian Amortisasi Disagio 31 Desember 2024:
- Masa manfaat obligasi = 5 tahun.
- Total disagio = Rp20.000.000
- Amortisasi disagio per tahun (metode garis lurus) = Rp20.000.000 / 5 tahun = Rp4.000.000
- Amortisasi disagio per 6 bulan =